PERCOBAAN 1

MEMBUAT ROBOT RODA MENDETEKSI RANJAU ANTI TANK

 

1.     Tujuan

Agar bamasis mampu membuat robot roda untuk mendeteksi ranjau anti tank

2.     Alat dan bahan

a.      Laptop

b.      Aplikasi program delphi

c.      Coding arduino

d.      Proteus

e.      Arduino uno

f.       Sensor / detektor ranjau

g.      Pemancar /penerima

h.      motor DC

i.       Kamera

j.       Video sender dan receiver

k.      Tv tunner

l.       DTMF decoder dan encoder

 

3.   Landasan teori

a.      Jelaskan tentang robot beroda menggunakan motor DC

Robot beroda yang menggunakan motor DC adalah jenis robot yang mengandalkan motor arus searah untuk menggerakkan roda dan memungkinkan mobilitas. Motor DC, yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, menggerakkan roda yang terpasang pada robot. Dengan mengatur tegangan dan polaritas pada motor, kecepatan serta arah putaran roda dapat dikendalikan, sehingga robot bisa bergerak maju, mundur, atau berbelok. Robot beroda ini biasanya dilengkapi dengan sistem pengendali, seperti mikrokontroler atau papan pengendali motor, yang mengatur operasi motor dan mengkoordinasikan pergerakan robot. Selain itu, robot sering menggunakan sensor untuk mendeteksi lingkungan sekitar dan membantu navigasi, misalnya untuk menghindari rintangan atau mengikuti jalur tertentu. Sumber daya listrik, seperti baterai, diperlukan untuk mengoperasikan motor. Keuntungan utama dari robot beroda dengan motor DC adalah kesederhanaan dan biaya yang relatif rendah, serta kemudahan dalam pengendalian. Namun, motor DC mungkin memerlukan pemeliharaan lebih sering dan kontrol kecepatan tidak selalu sangat presisi tanpa tambahan komponen. Dengan desain yang tepat dan komponen yang sesuai, robot beroda ini dapat melakukan berbagai tugas dengan efisien.

 

b.      Jelaskan tentang ranjau anti tank

Ranjau anti-tank adalah perangkat militer yang dirancang khusus untuk menghancurkan atau merusak kendaraan berat seperti tank dan kendaraan lapis baja. Ranjau ini umumnya memiliki desain yang kuat dan tahan terhadap tekanan, dengan bahan peledak yang cukup besar untuk menyebabkan kerusakan parah pada kendaraan yang terkena. Terdapat berbagai jenis ranjau anti-tank, termasuk ranjau tekanan yang diaktifkan oleh berat kendaraan yang melewatinya, ranjau magnetik yang menempel pada bagian bawah kendaraan, dan ranjau aktif yang mendeteksi kedatangan kendaraan dan meledak untuk merusak target. Ranjau ini biasanya dipasang di area strategis seperti jalan-jalan atau jalur pasokan dan dapat disembunyikan untuk menghindari deteksi. Penanggulangan ranjau anti-tank memerlukan teknologi khusus seperti detektor ranjau atau kendaraan penghancur ranjau, serta perlindungan tambahan pada kendaraan lapis baja. Meskipun ranjau anti-tank efektif dalam menahan kekuatan tempur musuh, mereka juga menimbulkan risiko besar, termasuk ancaman bagi warga sipil dan kebutuhan untuk pembersihan ranjau pasca-konflik untuk mengurangi bahaya jangka panjang.

 

c.      Jelaskan tentang detektor ranjau

Detektor ranjau adalah perangkat yang dirancang untuk mendeteksi keberadaan ranjau darat, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif, untuk memastikan keamanan jalur dan area operasional. Alat ini umumnya menggunakan berbagai teknologi untuk mendeteksi ranjau yang tersembunyi di bawah permukaan tanah. Detektor ranjau yang paling umum menggunakan prinsip elektromagnetik, di mana alat ini menghasilkan medan elektromagnetik dan mendeteksi gangguan yang disebabkan oleh ranjau, yang biasanya mengandung bahan logam. Selain itu, ada juga detektor ranjau yang menggunakan prinsip akustik atau radar, yang dapat mendeteksi perbedaan dalam gelombang suara atau gelombang radar yang dipantulkan oleh ranjau. Detektor ranjau sering digunakan dalam operasi pembersihan ranjau militer dan kemanusiaan untuk mengidentifikasi dan menandai ranjau, sehingga area tersebut dapat dibersihkan dengan aman. Teknologi deteksi terus berkembang untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi alat ini, mengurangi risiko bagi personel yang bekerja di area yang terkontaminasi ranjau.

 

d.      Jelaskan tentang comport pada delphi

Dalam pemrograman Delphi, Comport merujuk pada port komunikasi serial yang digunakan untuk berkomunikasi dengan perangkat eksternal melalui protokol serial, seperti RS-232. Delphi menyediakan komponen khusus, seperti `TComPort`, yang memungkinkan pengembang untuk mengakses dan mengelola port serial secara langsung dari aplikasi mereka. Komponen ini memungkinkan program untuk melakukan operasi seperti mengirim dan menerima data dari perangkat seperti modem, printer, atau perangkat lain yang terhubung melalui port serial. Dengan `TComPort`, pengguna dapat mengatur parameter komunikasi seperti baud rate, parity, data bits, dan stop bits, serta menangani peristiwa seperti penerimaan data atau kesalahan komunikasi. Penggunaan comport di Delphi mempermudah integrasi aplikasi dengan perangkat keras eksternal, memungkinkan komunikasi yang efisien dan efektif dalam berbagai aplikasi industri, otomasi, dan sistem kontrol.

 

e.      Jelaskan tentang fungsi DTMF pada kirim terima data

DTMF, atau Dual-Tone Multi-Frequency, adalah sistem sinyal yang digunakan untuk mengirimkan data melalui saluran telepon atau radio dengan menggunakan nada frekuensi ganda. Dalam sistem ini, setiap tombol pada telepon menghasilkan kombinasi dua frekuensi suara—satu dari kelompok frekuensi rendah dan satu dari kelompok frekuensi tinggi—yang dikombinasikan untuk membuat nada unik bagi setiap tombol. Fungsi DTMF dalam kirim terima data adalah memungkinkan pengiriman informasi numerik dan kontrol dengan cara yang sederhana dan efisien. Misalnya, dalam sistem Interactive Voice Response (IVR), DTMF digunakan untuk memungkinkan pengguna memilih menu atau memasukkan nomor melalui telepon. Selain itu, DTMF juga digunakan dalam remote control untuk mengendalikan perangkat seperti televisi atau pintu otomatis dari jarak jauh. Dalam komunikasi radio, DTMF digunakan untuk mengirimkan kode atau perintah secara efektif. Meskipun teknologi digital kini lebih sering digunakan, DTMF tetap relevan dalam berbagai aplikasi telekomunikasi dan kontrol jarak jauh berkat kemudahan dan keandalannya dalam mentransmisikan data melalui sinyal suara.

 

4.      langkah langkah percobaan

a.      desain menggunakan 3D max untuk robot beroda dan detektor ranjau


 

b.      buat blog diagram cara kerja robot beroda deteksi ranjau, kirim data ke drone station unit

 

c.      buat rangkaian kontrol arduino untuk menggerakan roda motor DC



d.      buat rangkaian detektor ranjau diterima oleh arduino dan di terima oleh laptop

 


e.      buat coding delphi untuk menunjukan daerah ranjau

unit Unit2;


interface


uses

  Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,

  Dialogs, jpeg, ExtCtrls, StdCtrls;


type

  TForm2 = class(TForm)

    Image1: TImage;

    Shape1: TShape;

    Shape2: TShape;

    Shape3: TShape;

    Shape4: TShape;

    Shape5: TShape;

    Shape6: TShape;

    Shape7: TShape;

    Shape8: TShape;

    Shape9: TShape;

    Shape10: TShape;

    Shape11: TShape;

    Shape12: TShape;

    Shape13: TShape;

    Shape14: TShape;

    Shape15: TShape;

    Shape16: TShape;

    Label1: TLabel;

    Label2: TLabel;

    Label3: TLabel;

    Label4: TLabel;

    Label5: TLabel;

    Label6: TLabel;

    Label7: TLabel;

    Label8: TLabel;

    ComboBox1: TComboBox;

    Label9: TLabel;

    Label10: TLabel;

    Button1: TButton;

    Edit1: TEdit;

    Button2: TButton;

    Shape17: TShape;

    Shape18: TShape;

    Label11: TLabel;

    Label12: TLabel;

    Shape19: TShape;

    Shape20: TShape;

    procedure Button1Click(Sender: TObject);

    procedure Button2Click(Sender: TObject);

  private

    procedure UpdateShapes(const Pos: Integer; const Status: Char);

    procedure UpdateShapeColor(Shape: TShape; Status: Char);

  public

  end;


var

  Form2: TForm2;


implementation


{$R *.dfm}


procedure TForm2.UpdateShapes(const Pos: Integer; const Status: Char);

var

  ShapeList: array[1..8] of TShape;

begin

  ShapeList[1] := Shape9;

  ShapeList[2] := Shape10;

  ShapeList[3] := Shape11;

  ShapeList[4] := Shape12;

  ShapeList[5] := Shape13;

  ShapeList[6] := Shape14;

  ShapeList[7] := Shape15;

  ShapeList[8] := Shape16;


  // Hide all shapes

  for var i := 1 to Length(ShapeList) do

    ShapeList[i].Visible := False;


  // Show and color the selected shape if it's within range

  if (Pos >= 1) and (Pos <= Length(ShapeList)) then

  begin

    UpdateShapeColor(ShapeList[Pos], Status);

  end;

end;


procedure TForm2.UpdateShapeColor(Shape: TShape; Status: Char);

begin

  case Status of

    'H': Shape.Brush.Color := clLime;

    'K': Shape.Brush.Color := clYellow;

    'M': Shape.Brush.Color := clRed;

  else

    Shape.Brush.Color := clNone;

  end;

  Shape.Visible := True;

end;


procedure TForm2.Button1Click(Sender: TObject);

var

  Pos: Integer;

  Status: Char;

begin

  if TryStrToInt(ComboBox1.Text, Pos) and (Pos in [1..8]) then

    Status := Edit1.Text[1]

  else

    Exit; // Exit if position is invalid


  if Status in ['H', 'K', 'M'] then

    UpdateShapes(Pos, Status);

end;


procedure TForm2.Button2Click(Sender: TObject);

begin

  Close;

end;


end.

 

5.     hasil dan pembahasan

a.      hasil



b.    pembahasan

1.    Uraikan cara kerja rangkaian kontrol robot beroda ,maju mundur,belok kanan, belok kiri, berhenti, buatkan tabel logikannya

Cara Kerja

Untuk kontrol robot beroda yang dapat maju, mundur, belok kanan, belok kiri, dan berhenti, biasanya Anda memerlukan motor DC atau motor servo, driver motor (seperti L298N atau L293D), dan mikrokontroler (seperti Arduino).

Komponen Utama:

Motor DC: Dua motor untuk gerakan maju mundur dan belok kiri kanan.

Driver Motor: Mengendalikan arus yang mengalir ke motor dari mikrokontroler.

Mikrokontroler: Mengontrol driver motor berdasarkan input.

Rangkaian:

Motor A: Mengendalikan roda kiri.

Motor B: Mengendalikan roda kanan.

Driver Motor: Memiliki input dari mikrokontroler dan output ke motor.

Mikrokontroler: Mengirim sinyal kontrol ke driver motor.

Logika Kontrol:

Maju: Motor kiri dan kanan berputar ke arah yang sama.

Mundur: Motor kiri dan kanan berputar ke arah yang berlawanan.

Belok Kiri: Motor kanan berputar ke arah yang sama, motor kiri berputar ke arah yang berlawanan.

Belok Kanan: Motor kiri berputar ke arah yang sama, motor kanan berputar ke arah yang berlawanan.

Berhenti: Kedua motor tidak berputar.

Tabel Logika

Perintah

Motor Kiri

Motor Kanan

Maju

Putar Arah Kanan

Putar Arah Kanan

Mundur

Putar Arah Kiri

Putar Arah Kiri

Belok Kiri

Putar Arah Kiri

Putar Arah Kanan

Belok Kanan

Putar Arah Kanan

Putar Arah Kiri

Berhenti

Tidak Berputar

Tidak Berputar

 

2.      kirim terima DTMF

DTMF (Dual-Tone Multi-Frequency) adalah sistem yang digunakan untuk mengirimkan sinyal telekomunikasi. Misalnya, untuk mengendalikan robot, Anda bisa menggunakan tombol pada telepon untuk mengirimkan kode DTMF dan membaca kode tersebut dengan dekoder DTMF.

Komponen Utama:

·        Dekoder DTMF (misalnya, MT8870): Mendeteksi sinyal DTMF dan mengubahnya menjadi sinyal digital yang dapat dibaca oleh mikrokontroler.

·        Mikrokontroler: Menerima sinyal dari dekoder DTMF dan mengontrol motor berdasarkan sinyal tersebut.

Cara Kerja:

1.      Kirim Kode: Tekan tombol pada telepon untuk mengirimkan kode DTMF (misalnya, 2 untuk maju, 8 untuk mundur, 4 untuk kiri).

2.      Terima Kode: Dekoder DTMF menangkap sinyal dan mengubahnya menjadi data digital.

3.      Kontrol Motor: Mikrokontroler menerima data dan mengendalikan motor sesuai dengan kode yang diterima.

 

Contoh Kode Arduino untuk Membaca DTMF:

cpp

Salin kode

#include <DTMFDecoder.h> // Misalnya, gunakan pustaka untuk dekoder DTMF

 

DTMFDecoder dtmfDecoder;

 

void setup() {

  Serial.begin(9600);

  dtmfDecoder.begin();

}

 

void loop() {

  char dtmfCode = dtmfDecoder.getCode();

  if (dtmfCode) {

    Serial.print("Kode DTMF diterima: ");

    Serial.println(dtmfCode);

   

    // Implementasi kontrol motor sesuai kode DTMF

    switch(dtmfCode) {

      case '2':

        maju();

        break;

      case '8':

        mundur();

        break;

      case '4':

        kiri();

        break;

      case '6':

        kanan();

        break;

      default:

        berhenti();

    }

  }

}

 

void maju() { /* Implementasi gerak maju */ }

void mundur() { /* Implementasi gerak mundur */ }

void kiri() { /* Implementasi belok kiri */ }

void kanan() { /* Implementasi belok kanan */ }

void berhenti() { /* Implementasi berhenti */ }

 

 

3.      uraikan cara kerja detektor ranjau mendeteksi ranjau

Detektor ranjau dapat menggunakan berbagai teknologi, seperti sensor metalik, sensor inframerah, atau sensor ultrasonik. Di bawah ini, saya uraikan cara kerja menggunakan sensor metalik:

 

Cara Kerja:

 

Deteksi Metal: Sensor metal mendeteksi adanya logam di sekitarnya. Ini bisa dilakukan dengan mendeteksi gangguan pada medan elektromagnetik atau perubahan kapasitansi yang disebabkan oleh logam.

Sinyal dari Sensor: Ketika sensor mendeteksi adanya logam (misalnya, ranjau), sensor mengirimkan sinyal ke mikrokontroler.

Pemrosesan Data: Mikrokontroler memproses sinyal dari sensor untuk menentukan apakah ranjau terdeteksi. Jika ya, mikrokontroler dapat memicu alarm atau mengindikasikan status melalui LED atau layar.

Contoh Skema Sederhana dengan Sensor Metal:

 

Sensor Metal: Terhubung ke mikrokontroler (misalnya Arduino) melalui pin input.

Mikrokontroler: Membaca sinyal dari sensor dan menentukan apakah ada ranjau berdasarkan ambang batas tertentu.

Output: Mikrokontroler mengaktifkan alarm atau indikator jika ranjau terdeteksi.

Contoh Kode Arduino untuk Sensor Metal:

 

cpp

Salin kode

const int sensorPin = A0;  // Pin sensor metal

const int threshold = 500; // Ambang batas deteksi metal

const int alarmPin = 13;   // Pin LED atau buzzer

 

void setup() {

  Serial.begin(9600);

  pinMode(alarmPin, OUTPUT);

}

 

void loop() {

  int sensorValue = analogRead(sensorPin);

  if (sensorValue > threshold) {

    digitalWrite(alarmPin, HIGH); // Aktifkan alarm

    Serial.println("Ranjau terdeteksi!");

  } else {

    digitalWrite(alarmPin, LOW);  // Matikan alarm

  }

  delay(100); // Tunggu sebentar sebelum membaca lagi

}

Dengan langkah-langkah dan kode di atas, Anda dapat merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol robot beroda, sistem pengiriman dan penerimaan DTMF, serta detektor ranjau.

 

6.    kesimpulan

Dalam rangkaian kontrol robot beroda, untuk mengendalikan pergerakan seperti maju, mundur, belok kiri, belok kanan, dan berhenti, Anda memerlukan beberapa komponen utama seperti motor DC, driver motor (seperti L298N atau L293D), dan mikrokontroler (seperti Arduino). Motor DC bertanggung jawab untuk menggerakkan roda, sementara driver motor mengontrol aliran arus ke motor, dan mikrokontroler memberikan sinyal kontrol berdasarkan perintah yang diterima. Sistem ini beroperasi dengan cara motor berputar ke arah yang sama untuk maju, berputar ke arah yang berlawanan untuk mundur, dan berputar searah atau berlawanan arah untuk belok kiri atau kanan. Ketika perintah berhenti diberikan, kedua motor tidak berputar, menghentikan pergerakan robot.

 

Sementara itu, dalam sistem pengiriman dan penerimaan kode DTMF, kode DTMF digunakan untuk mengendalikan robot dengan mengirimkan sinyal audio dari telepon. Dekoder DTMF, seperti MT8870, digunakan untuk menangkap dan mengubah sinyal DTMF menjadi data digital yang dapat dibaca oleh mikrokontroler, seperti Arduino. Dengan cara ini, perintah yang dikirim melalui telepon dapat diinterpretasikan oleh mikrokontroler, yang kemudian mengendalikan motor sesuai dengan kode yang diterima, seperti 2 untuk maju, 8 untuk mundur, dan 4 untuk belok kiri.

 

Detektor ranjau, di sisi lain, berfungsi untuk mendeteksi keberadaan ranjau dengan menggunakan sensor metalik. Sensor ini bekerja dengan mendeteksi gangguan pada medan elektromagnetik atau perubahan kapasitansi yang disebabkan oleh adanya logam. Sinyal dari sensor diproses oleh mikrokontroler yang kemudian menentukan apakah ranjau terdeteksi berdasarkan ambang batas tertentu. Jika terdeteksi, mikrokontroler dapat mengaktifkan alarm atau indikator untuk memberi tahu pengguna.

 

Secara keseluruhan, penerapan teknologi ini memungkinkan pengendalian robot dengan berbagai cara yang efektif dan aman. Pengendalian robot beroda memerlukan koordinasi yang tepat antara motor, driver, dan mikrokontroler. Penggunaan kode DTMF menyediakan metode nirkabel yang praktis untuk kontrol jarak jauh. Sementara detektor ranjau mengandalkan sensor metalik untuk deteksi yang akurat, yang sangat penting untuk keamanan dalam aplikasi eksplorasi.

 

7.      Referensi(ambil dari jurnal internasional dan nasional)

http://www.amazon.com/Arduino-Robotics-John-David-Warren/dp/1430238973

http://www.arduino.cc/en/Guide/Motors

http://www.instructables.com/Basic-Motor-Control-With-Arduino/

http://www.electronicdatasheets.com/mt8870-dtmf-decoder.html

http://www.electronicwings.com/nodemcu/projects/mt8870-dtmf-decoder-interfacing-with-

http://www.electronics-tutorials.ws/blog/dtmf.html

http://www.amazon.com/Practical-Electronics-Inventors-Paul-Scherz/dp/1260465000

http://www.electronics-tutorials.ws/blog/metal-detectors.html

http://www.instructables.com/Metal-Detector-Using-Arduino/